AICIS+ 2025 Jadi Ruang Kolaborasi Akademisi Muslim Menjawab Isu Dunia

Nasional21 Dilihat

BENGKULU – Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) 2025 resmi dibuka di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Rabu (29/10/2025). Forum ilmiah bergengsi yang digagas Kementerian Agama (Kemenag) RI ini menyoroti peran nilai-nilai Islam dalam menjawab tantangan global, mulai dari krisis lingkungan hingga isu kemanusiaan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Kamaruddin Amin, menegaskan bahwa AICIS+ menjadi ruang penting bagi akademisi dan pemikir Islam untuk menghadirkan solusi konkret terhadap persoalan dunia modern.

“Tema AICIS+ kali ini sangat faktual dan responsif terhadap isu-isu global. Kita mencoba melihat bagaimana nilai-nilai Islam dapat berkontribusi pada solusi kemanusiaan, kebangsaan, dan persoalan global, termasuk perubahan iklim,” ujar Kamaruddin dalam sambutannya.

Ia menambahkan, kesadaran teologis dalam menjaga alam seharusnya menjadi fondasi moral bagi setiap umat beragama.

“Dengan keyakinan agama, kita memahami pentingnya menjaga bumi yang kita tempati bersama. Alam adalah amanah yang harus dijaga secara kolektif,” tambahnya.

Wakil Rektor I UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Prof. Dr. H. Khairuddin Wahid, M.Ag, turut memberikan apresiasi atas penyelenggaraan AICIS+ 2025. Ia menilai forum ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat integrasi antara keilmuan Islam, sains, dan isu sosial kontemporer.

“AICIS tahun ini berani mengangkat tema besar seperti krisis iklim dan etika kecerdasan buatan (AI). Ini bukti bahwa studi Islam terus berkembang dan berperan aktif dalam menjawab tantangan global,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ahmad Zainul Hamdi, menyebut bahwa AICIS+ memperluas wawasan dan dialog lintas disiplin, bahkan lintas agama.

“AICIS+ adalah ruang dialog yang setara antara ilmuwan Muslim dan non-Muslim untuk membangun dunia yang berkeadilan, berkelanjutan, dan beradab,” jelasnya.

Sebagai wujud kolaborasi antara ilmu dan masyarakat, AICIS+ 2025 juga menghadirkan Science and Education Expo serta Halal and International Culinary Expo di Plaza Tiga Pilar, Kampus UIII. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 29–30 Oktober, ini menampilkan pameran sains, produk halal, kuliner internasional, talkshow, bedah buku, dan pertunjukan seni madrasah.

Pembukaan acara ditandai dengan penanaman pohon sebagai simbol komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.

Beberapa agenda unggulan turut menarik perhatian peserta, di antaranya bedah buku “Gender Equality Argument: A Quranic Perspective” karya Prof. Dr. Nasaruddin Umar, serta “Elections in Southeast Asia: Prospects for Freedom, Civil Society, and Protection of Human Rights” karya Prof. Farish A. Noor.

Rektor UIII, Prof. Jamhari, menegaskan bahwa AICIS+ bukan sekadar ajang akademik, melainkan ruang kolaboratif yang menghidupkan semangat keilmuan dalam aksi nyata.

“Kami ingin menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam dapat diterjemahkan menjadi solusi konkret bagi kemanusiaan dan keberlanjutan. Melalui expo dan kegiatan masyarakat ini, AICIS+ hadir dalam wujud yang hidup,” tegasnya.

Menurutnya, berbagai kegiatan pendamping seperti expo halal, pameran sains, hingga seni madrasah mencerminkan wajah Islam yang progresif, kreatif, dan inklusif.

“Ilmu tidak berhenti di ruang seminar, tapi harus hidup di tengah masyarakat,” pungkas Prof. Jamhari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *